- Back to Home »
 - desain grafis »
 - Apakah Desain Grafis?
 
Posted by : me
Rabu, 18 Juni 2014
Umpamakan anda ingin mengumumkan, 
menginformasikan atau menjual sesuatu, menghibur atau membujuk 
seseorang, menjelaskan suatu sistem yang rumit atau mempertunjukkan 
suatu proses yang panjang dan berbelit-belit. Dengan kata lain, anda 
mempunyai suatu pesan yang harus dikomunikasikan. Bagaimana anda 
“mengirimkan” itu? Mungkin anda bisa menceritakan atau bertutur kepada 
setiap orang satu persatu atau menyiarkan dengan radio atau pengeras 
suara. Namun yang anda lakukan itu adalah komunikasi lisan. Sementara 
jika anda menggunakan media visual atau rupa seperti poster, mengetik 
surat, menciptakan logo perusahaan, iklan majalah, atau cover album DVD 
dan sejenisnya, walaupun sekedar menggunakan printout komputer dan 
didalamnya secara pasti menggunakan format visual, maka yang anda 
lakukan sudah dapat dikatakan sebagai sebuah kerja desain grafis.
Dari segi keilmuan, hakekatnya desain grafis adalah 
salah satu bentuk dari ilmu seni rupa terapan. Dalam prosesnya diberikan
 kebebasan kepada sang desainer atau perancang untuk memilih, 
menciptakan dan mengatur elemen-elemen rupa dasar seperti garis, warna, 
bidang, raut, tekstur, value serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip 
dasar desain diantaranya adalah balance/keseimbangan, rhythm/irama, 
emphasis/penekanan dan unity/kesatuan. Desainer juga bekerja dengan 
didukung beberapa aspek lain seperti pemahaman dalam mengorganisasikan 
proses kreasi dan memiliki kemampuan dalam menyampaikan atau menangkap 
pesan. Pesan-pesan tersebut digarap oleh desainer dalam sebuah karya 
yang bertujuan untuk diproduksi atau dikomunikasikan melalui berbagai 
media.
Desain grafis adalah sebuah proses kreatif yang 
mengkombinasikan seni dan teknologi dalam mengkomunikasikan gagasan. 
Desainer bekerja dengan seperangkat ‘alat’ untuk menyampaikan pesan yang
 berasal dari sumber pesan atau client kepada audience. Beberapa 
perangkat yang digunakan antara lain gambar, ilustrasi, lukisan, 
photography, huruf, angka, grafik dan atau image yang telah di-generate 
oleh beberpa aplikasi komputer. Desainer membuat, memilih dan 
mengorganisasikan semuanya atau sebagian dari element dan perangkat 
tersebut ke dalam sebuah bidang yang dinamakan “white space” dan 
selanjutnya disampaikan kepada publik sebagai sebuah media komunikasi.
Desain grafis memiliki beberapa macam basis karya 
dengan melihat komposisi elemen-elemen yang terdapat dalam karya 
tersebut, diantaranya adalah:
Desain berbasis Image
Desainer membangun image yang merupakan representasi 
dari gagasan pribadinya atau client bisnisnya. Image sangat kuat untuk 
dipercaya dan merupakan alat komunikasi yang dapat mempengaruhi, mampu 
menyampaikan tidak hanya informasi tetapi juga suasana hati dan emosi. 
Orang akan bereaksi terhadap image secara instinktif berdasar pada 
kepribadian mereka, asosiastif berdasarkan lingkunganya, dan 
experientatif akibat pengalaman sebelumnya.
Desain Berbasis Image
Image diambil dengan berbagai cara dan teknik yang 
disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan media. Di dalam Desain 
berbasis Image, hal utama yang harus diperhatikan seorang desainer 
adalah memahami bahwa image-image yang diekspose harus membawa 
keseluruhan pesan, untuk itu terkadang desainer memberi sedikit teks 
untuk bantuan. Karena setiap image yang tampil merupakan bahasa yang 
harus disampaikan, maka pada sebuah proses eksekusi sebuah image, 
seorang desainer juga harus memahami bagaimana pentingnya memanajemen 
kepekaan terhadap calon penerima pesan, sehingga desainer tidak membabi 
buta dengan mengandalkan selera estetisnya belaka dalam menampilkan 
image tersebut. Bukankah sebuah gambar dapat memunculkan ribuan makna 
dan maksud? Maka, arah dari maksud tersebut harus dapat tersampaikan 
dengan image yang dieksekusi oleh desainer.
Desain berbasis Type
Dalam beberapa hal, para desainer bersandar pada teks
 untuk menyampaikan suatu pesan, tetapi mereka menggunakan kata-kata 
dengan cara yang berbeda dari tatacara yang biasa dilakukan oleh para 
penulis. Bagi para desainer, mereka melihat visual teks adalah sama 
pentingnya seperti maksud atau arti dari teks itu sendiri. Format visual
 teks, baik tipography yang dicetak atau penulisan buatan tangan, 
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk melaksanakan fungsi komunikasi dan
 seorang desainer pasti sadar bahwa keberadaaan teks harus memiliki 
fungsi readibility/keterbacaan. Teks juga dapat menghentikan perhatian 
pada suatu maksud tertentu dan mengidentifikasi sebuah makna pada suatu 
tampilan visual. Namun keterbacaan teks akan diolah oleh desainer tidak 
hanya mengandalkan arti sebuah teks secara leksikal saja atau hanya 
sesuai dengan tata bahasa saja , tapi juga menyebutkan maksud atas 
peranan teks itu sendiri secara fisik. Sebagai contoh, kita tidak akan 
menemukan dalam sebuah kemasan pasta gigi yang menuliskan merk-nya 
dengan menggunakan teks bergaya ‘Stencil’, karena image Stencil font 
identik dengan style Army Look.
Hampir semua desainer sepakat bahwa penggunaan teks 
sebagai sebuah tampilan visual dengan tanpa mengabaikan fungsi 
keterbacaan adalah penting. Mari kita perhatikan pada suatu “halaman 
umum” yang didalamnya tercetak sebuah teks, pernahkah muncul sebuah 
pertanyaan, apakah kerja desain grafis dilibatkan didalam merancang 
halaman yang nampaknya sederhana seperti itu? Pikirkanlah, apa yang anda
 akan lakukan jika anda diminta untuk mendesain kembali halaman itu. 
Akankah anda merubah jenis typeface atau ukurannya? Akankah anda membagi
 teks ke dalam dua kolom yang lebih ramping? Bagaimana dengan garis tepi
 dan pengaturan jarak antar paragrap? Akankah anda menekuk atau memberi 
spasi pada setiap paragrap atau mungkin memulai dengan perubahan teks 
berupa rekayasa tulisan hias? Apakah anda akan memberikan kekuatan pada 
teks dengan dengan cara memberi nomor, jumlah halaman atau penulisan 
teks tertentu pada setiap bab? Akankah anda merubah sebuah terminologi 
dengan cara membuat cetak tebal pada teks tersebut, atau barangkali 
menggunakan huruf italic/miring dan atau huruf yang bergaris bawah? 
Adakah hal lain yang dapat memberikan kekuatan dan tekanan dalam sebuah 
perubahan yang anda pertimbangkan, atau seberapa kuat teks-teks ini akan
 mempengaruhi reaksi para pembaca? Perlu diketahui, bahwa semua 
pertanyaan diatas dilakukan dan dijawab oleh Designer pada saat memulai 
pekerjanya hingga proses evaluasi sebelum teks-teks itu diputuskan untuk
 dikomunikasikan.
Desain berbasis Type
Desain berbasis Image dan Type 
Para desainer sering 
mengkombinasikan antara tipography dan image untuk mengkomunikasikan 
satu pesan pada audience. Eksplorasi dengan berbagai kemungkinan kreatif
 yang dipresentasikan dalam kombinasi tipography (teks dan sebagainya) 
dan image (fotografi, ilustrasi, dan seni rupa), bertujuan memberi 
tampilan serta informasi yang lengkap. Sehingga para desainer tidak 
hanya menciptakan kesesuaian antara ‘letterforms’ dan image belaka 
tetapi juga untuk menetapkan keseimbangan terbaik diantara keduanya. 
Desain berbasis Image dan Type
Desain berbasis Simbol, Logo dan Logotype 
Simbols dan logo adalah hal 
yang spesial, berbentuk informasi yang sangat ringkas dan berfungsi 
sebagai ‘identifers’. Simbol adalah reperentasi abstrak dari gagasan 
atau identitas tertentu. Logo adalah visual dalam format simbolis yang 
berfungsi mewakili konsep-konsep atau kelompok tertentu. Logotypes 
adalah identifikasi-identifikasi baik konsep maupun kelompok yang 
visualnya didasarkan pada suatu deretan kata atau teks yang dirangkai 
khusus. Beberapa identitas merupakan ‘hybrid’ atau kombinasi antara 
logotypes dengan simbol. Dalam menciptakan ‘identifiers’, desainer akan 
menetapkan sebuah visual yang jelas dan sesuai dengan visi dan misi 
sebuah korporasi, kelompok, konsep atau gagasan sehingga terwakili dan 
sesuai dengan masing-masing tujuannya. 
Desain berbasis Simbol, Logo dan Logotype
Desainer Grafis, Sumber Pesan dan Audience 
Pada suatu pihak, sebuah sumber
 pesan terkadang terlalu dekat dengan isi pesan itu sendiri, tentunya 
mengandung unsur subyektifitas yang sangat tinggi, sehingga perlu dicari
 cara untuk dapat memperkenalkan dan memahamkan pesan-pesan tersebut. 
Audience, pada sisi lain, adalah sebuah komunitas kompleks, yang sangat 
luas dan memiliki macam ragam karakter. Hal itu berdampak langsung 
dengan bagaimana cara atau mekanisme dalam mengkomunikasi pesan-pesan 
tersebut. Lebih dari itu, pada umumnya sukar untuk membuat audience 
menjadi bagian dari proses komunikasi. 
Berbeda dengan sumber pesan dan
 audience, para desainer grafis belajar bagaimana cara membangun sebuah 
pesan dan bagaimana cara menyajikan itu dengan sukses dan baik. Karena 
para desainer grafis adalah mata rantai diantara sumber pesan dan 
audience, mereka memiliki dua sisi pekerjaan yang harus dilakukan. 
Pertama, mereka bekerja dengan sumber pesan (dalam hal ini adalah 
client) untuk memahami isi dan tujuan pesan. Kedua, bekerja sama dengan 
peneliti-peneliti pasar dan spesialis-spesialis lain bahkan dengan 
kondisi riil dari masyarakat untuk memahami sifat alami para audience.




