Posted by : me Jumat, 20 Juni 2014



Oleh : Kikie Nurcholik  - Sekjen Komunitas Printing Indonesia
DESAIN GRAFIS adalah jurusandi jenjang pendidikan tinggi  yang paling populer di awal tahun 2000-an (setidaknya menurut pendapat saya), dan masih booming hingga saat ini. Di kalangan awam banyak beredar mitos juga  distorsi informasi mengenai  jurusan ini. Akibatnyabanyak orangtua yang  tidak setujumanakala anaknya memilih jurusan  ini, atau yang bersangkutan terlambat menyadari bahwa ia telah salahdalam mengambil  jurusanketika pendidikan sudah memasuki tahun  ke-2 atau ke-3,  bahkanada sementara orang yang  menjadikan jurusan ini  sebagai pilihan terakhirsetelah pilihan-pilihan sebelumnyagagal. Benarkah demikian?
1. “Kerjanya Hanya Gambar Melulu....”
Mitos ini tidak sepenuhnya salah.  Memang benar, sebagai sekolah komunikasi visual hampir 80%  pekerjaan   desain grafis adalah menggambar, baik manual atau digital.Hanyasajakalangan awambanyak yang salah kaprah dengan mengasosiasikan  desaingrafis sebagai pekerjaannya hanya menggambar, melukis.., hobi...!. Sehingga tidak mengherankan  jika banyak klien yang menganggap  dirinya lebih “pintar” dari sang desainer grafis.
Sebenarnya pekerjaan desainer grafis tidaklah sesederhana itu.Sebelummendesain suatu gambaratau bervisualisasi, seorang  desainer grafis harus mempunyai dasaryang kuat tentang mengapa dia menggambar atau menghasilkan karya tersebut.Inilah inti dari desain grafis, yaitu  konsep dan ide. Sedangkan, visual/gambar hanyamerupakan  bagian dari kerja keras berpikir kreatif.
2. “Gampang....!!”
Karenaadanya anggapan bahwa pekerjaan desainer grafishanyasebatas‘menggambar’,maka muncul mitos yang sangat popular bahwa menjadi seorang desainer grafis  tentu gampang bukan...? Semua orang juga bisamelakukannya, bahkan anak kecil juga bisa kok...!. Pada kenyataannya banyak hal yang harus dipikirkan seorang desainer grafis. Selain harusmemvisualisasikan ide dan konsep berpikir kreatifnya denganbaik, ide dan konsep inipun harus  sesuai dengan target  yang dituju, unik, mudah diingat, dan lain-lain.
3. “Santai...”
Karenadianggap  gampang, makabanyak orang berpendapat  proses pendidikannya  pasti berjalan santai.  Bukankah kitatinggal menyalurkan hobi menggambar sehingga tugassekolahdapat diselesaikan dengan mudah….?Mengasyikan sekali….! Yang belum banyak diketahui orang  adalah bahwa selama menempuh pendidikan di jurusan ini bisa jadi  dalam 1 pekan siswa atau mahasiswa mendapat  4-5 tugas yang berbeda, mulai dari menggambar secara manual sampai mock-up print menggunakan komputer.  Dan, tugas-tugas tersebut harus diserahkan dalam waktu hampir bersamaan. Jadi, apakah anda masih mau bilang anak desain itubelajarnya  santai-santai saja...?.
Jika ada yang  terlihat santai, bisa jadi karena pembawaannya saja yang santai tetapi proses berpikir kreatifnya tetap berjalan sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Ada juga yang benar-benar santai,  tapi percayalah jika kita bertemu anak desain grafis seperti ini,  dapat dipastikan 90%  disebabkan  dia malas mengerjakan tugasnya atau bisa jadi dia sudah terlalu stress  karena banyaknya tugas?
4. “Masa Depan Kurang Terjamin...”
Tiga mitos di atasmenjadi alasan yang  cukuprasional  bagi banyak orangtua untuk tidak menyetujui pilihan anaknya mengambil  jurusan desain grafis. Ditambah dengan mitos keempat yang menganggap peluang kerja atau usaha   lulusan sekolah desain grafis sangat terbatas, sehingga masa depan (penghasilan) mereka menjadi kurang terjamin. 
Di jaman sekarang ini kreativitassangat dibutuhkan, terutama untuk menciptakan peluang kerja mandiri sehingga kita tidak bergantung pada lapangan kerja yang tersedia dalam jumlah sangat terbatas.  Menurut pendapat saya,  desain grafis adalah salah satujurusan  yang mampu memfasilitasi dan mengasah caraberpikir  peserta didiknya  ke arah itu.
Dengan terfasilitasinya proses belajar yang  unik ini, diharapkan desainer grafis yang dihasilkan  dapat berdikari alias mampu memulai usahanya sendiri, bahkan sesaat setelah   lulus kuliah. Memulai karir dengan menciptakan /usaha sendiri sejak dini bukan sesuatu yang salah atau tabu, malah akan  memperkaya pengalaman dan menempa jiwa kewiraswastaan yang kuat  di kalangan generasi muda. Pola pikir seperti inilah yang harus ditanamkan di kalangan generasi muda  saat ini agar Indonesia mampu bangkit menjadi negara yang kuat secara ekonomi. 
Percayalah ketika kita belajar desain dengan sungguh-sungguh, peluang kerja dan  usaha akan terbuka lebardengan sendirinya. Jadi, jika memang kita  bercita-cita menjadi seorang desainer grafis  janganpernah merasa takut akan masa depanyang  tidak terjamin..... ini adalah proses pembaharuanpola berpikirterpenting....
Akhirnya saya menghimbau  kepada berbagai kalangan, khususnyapara pegiat grafika, pelakuindustri grafika,  dan para pendidik sekolah  grafika,  agar lebih mengenalkan dan  mempopulerkandesain grafis, serta  menciptakan embrio desainergrafisyang berkarakter tangguh sebanyak mungkinsebagai salah satuupaya pembentukkan  generasi baru  insan grafika Indonesia yang lebih dahsyat pada masa mendatang......
Selamat Berjuang Wahai Para Generasi Desain Grafis...!! Sukses.... !
sumber

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. stuju sekali dengan tulisan anda kadang ada yang menggampangkan pkrjaan tsb pdhal y susah juga

    BalasHapus

- Copyright © Desain Grafis - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -